hujan salju

Rabu, 03 Februari 2016

pertusis

PERTUSIS
(BATUK REJAN)
pengertian
             Pertusis adalah suatu penyakita akut saluran nafas, yang dapat mengenai setiap penjamu yang rentan, tetapi paling sering dan serius pada anak-anak. Pertusis berarti batuk intensif. Uraian tertulis pertama kali tentang penyakit epidemi ini terbit pada tahun 1578, tetapi agen etiologisnya belum berasil diisolasikan hingga tahun 19066 oleh Bordet dan Gengou.
Etiologi
Pertusis biasanya disebabkan oleh Bordetella pertussis (Hemophilus pertussis). Suatu penyakit sejenis telah dihubungkan dengan infeksi aleh B.parapertussis, B.bronchiseptica dan virus-virus  adeno tipe1, 2, 3, dan 5. B. Pertussis dan sejumlah tertentu B. Parapertussisbmerupakan agen etiologi terbesar pertusis pada anak-anak yang tidak diimunisasikan.
B.pertussis adalah organisme bentuk batang kecil, tidak bergerak, bersifat gram-negatif dan memerlukan nutrisi tertentu untuk tumbuh. Organisme ini paling mudah ditemukan pada media agar darah-gliserin-kentang(Bordet-Gengou) yang telah di tambahkan penisilin untuk menghambat pertumbuhan organisme lain. Organisme yang baru ditemukan, umumnya tergolong  tipe analgetik fase I. Melalui biakan, organisme ini mungkin menimbulkan induksi menjadi bentuk-bentuk varian( organisme fase I,II,III atau IV). Strain-strain fase I diperlukan untuk  penyebaran penyakit dan untuk menghasilkan vaksin yang efektif. B.parapertuissis dan B. Bronchiseptica, yan secara morfologis mirip dengan B. Pertuissis, memiliki kebutuhan pertumbuhan yang sama, tetapi dapat dibedakan melalui reaksi-reaksi aglutinasi spesifik.
Tanda dan gejala
Pertusis dapat dikenali dengan mudah selama stadium paroksismal mal penyakit,bila diagnosis terpikiran sebelumnya. Riwayat adanya kontak dengan kasus yang telah diketahui membantu menegakkan diagnosis, etapi pada umumnya memberi hasil negatif pada penduduk yang telah di imunisasikan.
Jumlah leukosit mungkin dapat membantu menegakkan diagnosis. Leukositosis( jumlah leukosit antara 20.000-50.000 sel darah) disertai limfositosis absolut ditemukan secara khas pada akhir stadium kataral dan selama stadium paroksimal penyakit.jumlah leukosit mungkin tidak dapat membantu menegakkan diagnosis penyakit pada bayi, karena mereka memberikan respons limfositosis terhadap adanya infeksi. Foto rogen dada mempertlihatkan adanya infiltrat perihilus, atelektasis atau emfisema.
Diagnosis sefesifik tergantung pada ditemukannya organisme; yang paling baik ditemukan pada stadium awal penyakit dengan hapusan
Patofisiologi
Peradangan terjadi pada lapisan mukosa saluran nafas. Dan organisme hanya akan berkembang biak ,  jika berhubungan dengan epitel bersilia. Terdapat kongesti dan infiltrasi mukosa oleh limfosit-limfosit polimorfonuklir serta penimbunan debris peradangan di dalam lumen bronkus. Pada awalnya pentakit terjadi hiperplasia limfosid peribronkial, yang disusul dengan proses nekrosis yang mengenai lapisan tengah dan basal epitel bronkus. Terjadi bronkopneumonia disertai akibat penimbunan mokus. Akhirnuya terjadi bronkiektasis yang bersifat menetap.
Perubahan-perubahan patologis juga terjadi pada otak dan hati. Mungkin terjadi pendarahan serebri bersifat mikroskopis maupun makroskropis, selain itu juga di temukan pula atrofi korteks yang mungkin terjadi akibat anoksia. Infiltrasi lemak terjadi pada hati penderita ensefalopati pertusis.
Penanggulangan
Pengobatan dengan antibiotika tidak akan memperpendek stadium paroksimal penyakit. Eritromisin (50mg/kg/24 jam) atau ampisilin (100mg/kg/24 jam) dapat menghilangkan organisme penyebab pertusis dari nasofaring dalam 3-4 hari sehingga memperpendek masa penularan. Eritromisin dapat menyembuhkan pertusis, jika diberikan pada stadium kataral. Imunoglobulin pertusis  telah digunakan pada anak-anak berusia kurang dari 2 tahun. Pengkajian-pengkajian terkontrol tidak berhasil mencatat efektivitas cara pengobatan ini.

Perawatan penunjangnya berupa menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan batuk dan mempertahankan hidrasi serta gizi. Mungkin diperlukan pemberian oksigen dan aspirasi secara hati-hati untuk mengeluarkan sekret yang banyak dan kental, terutama pada bayi yang menderita penemonia dan gangguan pernafasan berat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar