hujan salju

Rabu, 03 Februari 2016

asuhan neonatus


PEMBAHASAN

Asuhan pada neonatus setelah lahir harus dilakukan secara menyeluruh.asuhan pada neonatus juga harus di informasikan dan diajarkan pada orang tua bayi, sehingga saat kembali kerumah orang tua sudah siap dan dapat melaksakannya sendiri.

Rencana asuhan neonates
ada hal-hal yang perlu di perhatikan pada bayi baru lahir yaitu:
A.  Pemberian Minum
a.    Konsep Dasar
Salah satu dan yang pokok minuman yang hanya boleh dikonsumsi oleh Bayi Baru Lahir dan diberikan secara cepat/dini adalah Air Susu Ibu (ASI), karena ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi (On demand) atau sesuai keinginan ibu (jika payudara penuh) atau sesuai kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), berikan ASI dari salah satu payudara sampai payudara benar-benar kosong, setelah itu kalau masih kurang baru diganti dengan payudara sebelahnya. Berikan ASI saja (ASI eksklusif) sampai bayi berumur 6 bulan. Selanjutnya pemberian ASI diberikan hingga anak berusia 2 tahun, dengan penambhan makanan lunak atau padat yang disebut MPASI (Makanan Pendamping ASI). Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi, tapi juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi memberikan dukungan yang sangat besar terhadap terjadinya proses pembentukan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan bagi ibu.
Rangsangan isapan bayi pada puting akan diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Dimana hormon inilah yang akan memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila penghisapan puting susu cukup adekuat maka akan dihasilkan secara bertahap menghasilkan 10-100 cc ASI. Produksi ASI akan optimal setelah hari 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi ASI 700-800 cc ASI per hari (kisaran 600-1000 cc) untuk tumbuh kembang bayi. Produksi ASI mulai menurun (500-700 cc) setalah 6 bulan pertama dan menjadi 400-600 cc pada 6 bulan kedua. Produksi ASI akan menjadi 300-500 cc pada tahun kedua usia anak (JNPK-KR, 2007).
Adapun refleks laktasi yang terdapat pada bayi baru lahir diantaranya :
1)             Refleks mencari puting (rooting), yaitu bayi menoleh ke arah sentuhan di pipinya atau didekat mulut, berusaha untuk menghisap
2)             Refleks menghisap (suckling), yaitu areola puting susu tertekan gusi bayi, lidah, dan langit-langit sehingga sinus laktiferus tertekan dan memancarkan ASI
3)             Refleks menelan (swallowing), dimana ASI di mulut bayi mendesak otot di daerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung (JNPK-KR, 2007)


B.  Buang Air Besar (BAB) Pada Bayi
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Feses transisi (kecil-kecil berwarna coklat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai keenam. Bayi baru lahir yang diberi makan lebih awal akan cepat mengeluarkan tinja dari pada mereka yang diberi makan kemudian. Tinja dari bayi yang disusui ibunya berbeda dengan tinja yang diberi susu botol.
Tinja dari bayi yang disusui lebih lunak berwarna kuning emas dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi. Adalah normal bagi bayi untuk defekasi setelah diberi makan atau defekasi 1x setiap 3 atau 4 hari. Walaupun demikian konsistensi tinja tetap lunak dan tidak berbentuk. Tinja dari bayi yang minum susu botol berbentuk, namun tetap lunak, berwarna kuning pucat dan memiliki bau yang khas. Tinja ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah tinja akan berkurang pada minggu kedua dari 5 atau 6x defekasi setiap hari (1x defekasi setiap kali diberi makan) menjadi 1 atau 2x sehari. Bayi mulai memiliki pola defekasi pada minggu kedua kehidupannya. Dengan tambahan makanan padat tinja bayi akan menyerupai tinja orang dewasa. Bayi biasanya dalam 3 hari pertama BAB, tinja masih dalam bentuk mekonium dan normalnya bayi BAB paling tidak 1x sehari.
Setiap kali bayi BAB, maka segera bersihkan daerah bokong bayi, agar tidak lecet dan mengganggu kenyamanan bayi, karena jika daerah bokong lembab dan kotor mudah mengalami lecet sehingga nantinya bayi akan rewel, untuk membersihkan daerah bokong, sebaiknya memakai air bersih hangat dan sabun, kemudian segera keringkan dengan handuk secara lembut. Ibu, keluarga atau bidan setelah menolong bayi BAB, segera cuci tangan di air mengalir dengan memakai sabun.




C. Buang Air Kecil (BAK)
Fungsi ginjal mirip dengan fungsi yang dimiliki pada orang dewasa belum terbentuk pada tahun kedua yang dimiliki oleh bayi. Biasanya sejumlah kecil urine terdapat pada kandung kemih bayi saat lahir tapi BBL mungkin tidak mengeluarkan urine selama 12-24 jam. Berkemih sering terjadi setelah periode ini. Berkemih 6-10x dengan warna urine pucat menunjukan masukan cairan yang cukup atau berkemih ˃8x pertanda ASI cukup. Umumnya bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15-16 ml/kg/hari. Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat, dan kering, maka setelah BAK harus diganti popoknya.
Sama seperti diatas, setiap kali bayi BAK, maka segera bersihkan daerah bokong bayi, agar tidak lecet dan mengganggu kenyamanan bayi, akan tetapi kalau hanya buang air kecil tidak perlu memakai sabun cukup dengan menggunakan kapas Desinfektan Tingkat Tinggi (DTT) yaitu kapas DTT yang dicerelup ke dalam air DTT (air direbus hingga mendidih setelah itu hitung 20 menit) karena jika daerah bokong lembab dan kotor mudah mengalami lecet sehingga nantinya bayi akan rewel, kemudian segera keringkan dengan handuk secara lembut. . Ibu, keluarga atau bidan setelah menolong bayi BAB, segera cuci tangan di air mengalir dengan memakai sabun.

D.      Kebutuhan Istirahat/Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Neonatus sampai usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam sehari. Pada umumnya bayi mengenal malam hari pada usia 3 bulan. Sediakan selimut dan ruangan yang hangat, pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Jumlah total tidur bayi akan berkurang seiring bertambahnya usia bayi, pola ini dapat terlihat pada tabel berikut :
USIA
LAMA TIDUR
1 minggu
16,5 jam
1 tahun
14 jam
2 tahun
13 jam
5 tahun
11 jam
9 tahun
10 jam






E.  Kebersihan Kulit Bayi
Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir. Sebelum dimandikan periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil (suhu aksila 36,5-37,5˚C). Jika suhu tubuh bayi masih di bawah batas normal maka selimuti tubuh bayi dengan longgar, tutupi bagian kepala, tempatkan bersama dengan ibunya (skin to skin), tunda memandikan bayi sampai suhu tubuhnya stabil dalam waktu 1 jam. Tunda juga untuk memandikan bayi jika mengalami gangguan pernapasan.
Ruangan untuk memandikan bayi harus hangat dan tidak ada tiupan angin. Mandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat. Setelah bayi dimandikan, segera keringkan dan selimuti kembali bayi, kemudian berikan kepada ibunya untuk disusui dengan ASI.Memandikan harian pada bayi dilakukan harus di ruangan yang hangat, bebas dari hembusan angin langsung dan tergantung kondisi udara. Jangan memandikan bayi langsung saat bayi baru bangun tidur, karena sebelum adanya aktivitas dan pembakaran energi di khawatirkan terjadi hipotermi dan bayi masoh kedinginan. Prinsip memandikan bayi adalah cepat dan hati-hati, pada saat memandikan usahakan membasahi bagian-bagian tubuh tidak langsung sekaligus :
1)        Bagian kepala : lap muka bayi dengan waslap lembut, tidak usah memakai sabun, kemudian lap dengan handuk , lalu basahi kepala bayi dengan air kemudian pakailah sampo kalau rambut kotor, kemudian dibilas lalu keringkan dengan handuk.
2)        Bagian tubuh : buka pembungkus bayi, pakaian dan popok, kalau bayi BAB, bersihkan terlebih dahulu, kemudian lap tubuh bayi dengan cepat dan keringkan memakai waslap yang telah diberi air dan sabun mulai dari leher, dada, perut, punggung, kaki dengan cepat, kemudian angkat tubuh bayi dan celupkan ke bak mandi yang telah diisi air dengan hangat ±37˚C.
3)        Angkat tubuh bayi lalu keringkan dengan handuk, pakaikan minyak, keringkan dengan handuk. Pakaikan minyak telon pada dada, pelon pada dada, perut dan punggung janganpakaikan bedak, lalu pakaikan baju, kemudian bayi di bungkus agar hangat dan dekapkan ke tubuh ibu.
   F.perawatan tali pusat

1)    Pengertian
       Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan, penyelenggaraan. Hal yang paling terpenting dalam membersihkan tali pusat adalah memastikan tali pusat dan area disekelilingnya selalu bersih dan kering, selalu mencuci tangan dengan menggunakanair bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat. Selama tali pusat belum puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air. Cukup diusap saja dengan kain yang direndam air hangat. (Endang, 2010).
     2)    Tujuan Perawatan Tali Pusat
       Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat yang tidak steril, pemakaian obatobatan, bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Wiknjosastro, 2006).
         Menyatakan bahwa tujuan merawat tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir,sehingga tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk
sehingga tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan oleh Clostridium tetani yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun), yang masuk melalui luka tali pusat
karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih (Saifuddin,
2002).
    


       3)    Cara Perawatan Tali Pusat
       Perawatan tali pusat merupakan salah satu perawatan neonatus terutama pada dua minggu pertama kehidupan. Ibu harus menjaga tali pusat tetap bersih dan kering sampai akhirnya terlepas (Shelov, 2004).
Cara perawatan tali pusat menurut JKPK-KR (2008) adalah :
a)    Jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau
b)     mengoleskan cairan atau bahan apapun ke putung tali pusat.
c)     Mengoleskan alkohol atau betadin (terutama jika pemotongan tali pusat tidak terjamin DTT atau steril) masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan basah atau lembab.
d)    Lipat popok dibawah putung tali pusat.
e)     Jika putung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT/steril dan sabun kemudian segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
f)      Segera mencari bantuan jika tali pusat menjadi merah, bernanah/berdarah, atau berbau.
     4)    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merawat tali pusat
        Pada dasarnya merawat tali pusat adalah tindakan sederhana. Walaupun sederhana, harus memperhatikan prinsip-prinsip seperti selalu mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun, menjaga agar daerah sekitar tali pusat tetap kering serta tali pusat tidak lembab, dan tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah tali pusat. Karena bila hal-hal tersebut tidak diperhatikan dapat mengakibatkan infeksi, dan bila terjadi infeksi masalahnya tidak menjadi sederhana lagi (Sodikin, 2009).
       Metode yang sekarang digunakan untuk membersihkan tali pusat adalah dengan air matang atau air bersih tanpa diberi obat-obatan seperti betadine atau alkohol (JNPK-KR, 2008). Selama tali pusatnya belum puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air, cukup dilap saja dengan air hangat.
      Alasannya untuk menjaga tali pusat tetap kering. Bagian yang harus dibersihkan adalah pangkal tali pusat bukan atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini harus sedikit mengangkat (bukan menarik tali pusat). Sisa air yang menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan kain kassa steril atau kapas, setelah itu tali pusat dikeringkan (Sinsin, 2008).
       Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya dua kali dalam sehari. Tali pusat tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat juga menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup tutuplah dengan longgar pada bagian atas tali pusat dengan kain kassa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat terkena udara dengan leluasa. Intinya adalah membiarkan tali pusat terkena udara agar dapat mengering dan lepas (Ellen, 2008).
       Sebaiknya tali pusat tidak perlu diberi apa-apa, seperti obat luka. Akan tetapi jika tidak yakin, bisa ditutupi dengan kain kassa steril. Namun jangan lupa untuk menggantinya setiap kali usai mandi, si kecil berkeringat, terkena kotoran, dan basah. Hindari hal-hal yang aneh dan berbau mistis seperti menaruh koin di atas tali pusat bayi, diberi kopi, minyak, daun-daunan, kunyit (Ellen,2008)


5.Langkah-langkah perawatan tali pusat:
a)      Selama tali pusat belum lepas (umumnya 5-21 hari), bayi tidak perlu terlalu sering dimandikan langsung. Cukup diseka dengan kain handuk lembut yang dicelupkan air hangat. Ini untuk menjaga agar tali pusat tidak lembab dan tetap kering
b)      Jika dimandikan, sebaiknya daerah tali pusat dikeringkan secara cermat, jangan sampai ada kandungan air tersisa
c)      Biasanya tali pusat  bayi baru lahir, tidak lengket dan bersih. Namun apabila terlihat ada bagian yang basah dan lengket di area pertemuan tali pusat dan perut bayi, dapat dibersihkan dengan bola kapas yang sudah disterilkan alkohol 70%
d)     Bungkus tali pusat dengan kasa steril
e)      Hati-hati saat mengenakan pakaian, usahakan agar popok dan celana bayi tidak mengenai daerah tali pusat agar tidak timbul iritasi
f)       JANGAN menutup tali pusat dengan plester, gurita bayi atau semacam jaring elastis yang hanya dapat menimbulkan iritasi
g)      JANGAN membersihkan atau merawat tali pusat menggunakan obat merah, salep antiseptik atau jenis obat apapun tanpa rekomendasi dokter





Berikut ini adalah gambar penanganan tali pusat.

umbilikus4.jpg

















F.  Keamanan Bayi
Jangan sesekali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari pemberian apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur.

G.  Tanda-Tanda Bahaya Pada Bayi
Jika menemukan kondisi ini, harus segera dilakukan pertolongan dan orang tua harus mengetahuinya seperti :
a.    Pernapasan sulit atau lebih dari 60x permenit
b.    Terlalu hangat (˃38˚C) atau terlalu dingin (˂36˚C)
c.    Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat atau memar
d.   Hisapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, mengantuk berlebihan
e.    Tali pusat merah, bengkak, berbau busuk, keluar cairan, berdarah
f.     Tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan, pernapasan sulit
g.    Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, tinja lembek/cair, sering berwarna hijau tua, ada lendir atau darah
h.    Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.

H.      Penyuluhan Sebelum Bayi Pulang
     Penyuluhan sebelum bayi pulang antara lain yang mesti di perhatikan adalah:
1.      Perawatan tali pusat
2.      Pemberian asi
3.      Jaga kehangatan bayi
4.      Tanda tanda bahaya
5.      Imunisasi
6.      Perawatan harian atau rutin
7.      Pencegah infeksi dan kecelakaan






Daftar pustaka
Marmi,s.st,Raharjo kukuh.tahun 2012.ASUHAN NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH.celeban timur,yogyakarta:PUSTAKA PELAJAR

Davies lorna,mcdonald sharon.tahun 2009.PEMERIKSAAN KESEHATAN BAYI.jakarta indonesia:PENERBIT BUKU KEDOKTERAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar