PEMBAHASAN
Asuhan pada neonatus setelah lahir harus
dilakukan secara menyeluruh.asuhan pada neonatus
juga harus di informasikan dan diajarkan pada orang
tua bayi, sehingga saat kembali kerumah orang tua sudah siap dan dapat
melaksakannya sendiri.
Rencana asuhan neonates
ada hal-hal yang perlu
di perhatikan pada bayi baru lahir
yaitu:
A. Pemberian Minum
a. Konsep
Dasar
Salah
satu dan yang pokok minuman yang hanya boleh dikonsumsi oleh Bayi Baru Lahir
dan diberikan secara cepat/dini adalah Air Susu Ibu (ASI), karena ASI merupakan
makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling
sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi (On demand) atau
sesuai keinginan ibu (jika payudara penuh) atau sesuai kebutuhan bayi setiap
2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), berikan ASI dari salah satu payudara
sampai payudara benar-benar kosong, setelah itu kalau masih kurang baru diganti
dengan payudara sebelahnya. Berikan ASI saja (ASI eksklusif) sampai bayi
berumur 6 bulan. Selanjutnya pemberian ASI diberikan hingga anak berusia 2
tahun, dengan penambhan makanan lunak atau padat yang disebut MPASI (Makanan
Pendamping ASI). Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja
dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi, tapi juga hubungan kasih
sayang antara ibu dan bayi memberikan dukungan yang sangat besar terhadap
terjadinya proses pembentukan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan
bagi ibu.
Rangsangan
isapan bayi pada puting akan diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofise
anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Dimana hormon inilah yang akan
memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Pada hari-hari pertama kelahiran bayi,
apabila penghisapan puting susu cukup adekuat maka akan dihasilkan secara
bertahap menghasilkan 10-100 cc ASI. Produksi ASI akan optimal setelah hari
10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi ASI 700-800 cc ASI per hari
(kisaran 600-1000 cc) untuk tumbuh kembang bayi. Produksi ASI mulai menurun
(500-700 cc) setalah 6 bulan pertama dan menjadi 400-600 cc pada 6 bulan kedua.
Produksi ASI akan menjadi 300-500 cc pada tahun kedua usia anak (JNPK-KR,
2007).
Adapun
refleks laktasi yang terdapat pada bayi baru lahir diantaranya :
1) Refleks
mencari puting (rooting), yaitu bayi menoleh ke arah sentuhan di pipinya atau
didekat mulut, berusaha untuk menghisap
2) Refleks
menghisap (suckling), yaitu areola puting susu tertekan gusi bayi, lidah, dan langit-langit
sehingga sinus laktiferus tertekan dan memancarkan ASI
3) Refleks
menelan (swallowing), dimana ASI di mulut bayi mendesak otot di daerah mulut
dan faring sehingga mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke dalam
lambung (JNPK-KR, 2007)
B. Buang Air Besar
(BAB) Pada Bayi
Jumlah
feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah
paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Feses transisi (kecil-kecil
berwarna coklat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari
ketiga sampai keenam. Bayi baru lahir yang diberi makan lebih awal akan cepat
mengeluarkan tinja dari pada mereka yang diberi makan kemudian. Tinja dari bayi
yang disusui ibunya berbeda dengan tinja yang diberi susu botol.
Tinja
dari bayi yang disusui lebih lunak berwarna kuning emas dan tidak menyebabkan
iritasi pada kulit bayi. Adalah normal bagi bayi untuk defekasi setelah diberi
makan atau defekasi 1x setiap 3 atau 4 hari. Walaupun demikian konsistensi
tinja tetap lunak dan tidak berbentuk. Tinja dari bayi yang minum susu botol
berbentuk, namun tetap lunak, berwarna kuning pucat dan memiliki bau yang khas.
Tinja ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah tinja akan berkurang pada
minggu kedua dari 5 atau 6x defekasi setiap hari (1x defekasi setiap kali
diberi makan) menjadi 1 atau 2x sehari. Bayi mulai memiliki pola defekasi pada
minggu kedua kehidupannya. Dengan tambahan makanan padat tinja bayi akan
menyerupai tinja orang dewasa. Bayi biasanya dalam 3 hari pertama BAB, tinja
masih dalam bentuk mekonium dan normalnya bayi BAB paling tidak 1x sehari.
Setiap
kali bayi BAB, maka segera bersihkan daerah bokong bayi, agar tidak lecet dan
mengganggu kenyamanan bayi, karena jika daerah bokong lembab dan kotor mudah
mengalami lecet sehingga nantinya bayi akan rewel, untuk membersihkan daerah
bokong, sebaiknya memakai air bersih hangat dan sabun, kemudian segera
keringkan dengan handuk secara lembut. Ibu, keluarga atau bidan setelah
menolong bayi BAB, segera cuci tangan di air mengalir dengan memakai sabun.
C. Buang Air Kecil (BAK)
Fungsi
ginjal mirip dengan fungsi yang dimiliki pada orang dewasa belum terbentuk pada
tahun kedua yang dimiliki oleh bayi. Biasanya sejumlah kecil urine terdapat
pada kandung kemih bayi saat lahir tapi BBL mungkin tidak mengeluarkan urine
selama 12-24 jam. Berkemih sering terjadi setelah periode ini. Berkemih 6-10x
dengan warna urine pucat menunjukan masukan cairan yang cukup atau berkemih ˃8x
pertanda ASI cukup. Umumnya bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15-16
ml/kg/hari. Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat, dan kering, maka setelah
BAK harus diganti popoknya.
Sama
seperti diatas, setiap kali bayi BAK, maka segera bersihkan daerah bokong bayi,
agar tidak lecet dan mengganggu kenyamanan bayi, akan tetapi kalau hanya buang
air kecil tidak perlu memakai sabun cukup dengan menggunakan kapas Desinfektan
Tingkat Tinggi (DTT) yaitu kapas DTT yang dicerelup ke dalam air DTT (air
direbus hingga mendidih setelah itu hitung 20 menit) karena jika daerah bokong
lembab dan kotor mudah mengalami lecet sehingga nantinya bayi akan rewel,
kemudian segera keringkan dengan handuk secara lembut. . Ibu, keluarga atau
bidan setelah menolong bayi BAB, segera cuci tangan di air mengalir dengan
memakai sabun.
D. Kebutuhan
Istirahat/Tidur
Dalam
2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Neonatus sampai
usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam sehari. Pada umumnya bayi mengenal
malam hari pada usia 3 bulan. Sediakan selimut dan ruangan yang hangat,
pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Jumlah total tidur bayi
akan berkurang seiring bertambahnya usia bayi, pola ini dapat terlihat pada
tabel berikut :
USIA
|
LAMA TIDUR
|
1 minggu
|
16,5 jam
|
1 tahun
|
14 jam
|
2 tahun
|
13 jam
|
5 tahun
|
11 jam
|
9 tahun
|
10 jam
|
E. Kebersihan Kulit Bayi
Bayi
sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir. Sebelum dimandikan periksa
bahwa suhu tubuh bayi stabil (suhu aksila 36,5-37,5˚C). Jika suhu tubuh bayi
masih di bawah batas normal maka selimuti tubuh bayi dengan longgar, tutupi
bagian kepala, tempatkan bersama dengan ibunya (skin to skin), tunda memandikan
bayi sampai suhu tubuhnya stabil dalam waktu 1 jam. Tunda juga untuk memandikan
bayi jika mengalami gangguan pernapasan.
Ruangan
untuk memandikan bayi harus hangat dan tidak ada tiupan angin. Mandikan bayi
secara cepat dengan air bersih dan hangat. Setelah bayi dimandikan, segera
keringkan dan selimuti kembali bayi, kemudian berikan kepada ibunya untuk
disusui dengan ASI.Memandikan harian pada bayi dilakukan harus di ruangan yang
hangat, bebas dari hembusan angin langsung dan tergantung kondisi udara. Jangan
memandikan bayi langsung saat bayi baru bangun tidur, karena sebelum adanya aktivitas
dan pembakaran energi di khawatirkan terjadi hipotermi dan bayi masoh
kedinginan. Prinsip memandikan bayi adalah cepat dan hati-hati, pada saat
memandikan usahakan membasahi bagian-bagian tubuh tidak langsung sekaligus :
1) Bagian
kepala : lap muka bayi dengan waslap lembut, tidak usah memakai sabun, kemudian
lap dengan handuk , lalu basahi kepala bayi dengan air kemudian pakailah sampo
kalau rambut kotor, kemudian dibilas lalu keringkan dengan handuk.
2) Bagian
tubuh : buka pembungkus bayi, pakaian dan popok, kalau bayi BAB, bersihkan terlebih
dahulu, kemudian lap tubuh bayi dengan cepat dan keringkan memakai waslap yang
telah diberi air dan sabun mulai dari leher, dada, perut, punggung, kaki dengan
cepat, kemudian angkat tubuh bayi dan celupkan ke bak mandi yang telah diisi
air dengan hangat ±37˚C.
3) Angkat
tubuh bayi lalu keringkan dengan handuk, pakaikan minyak, keringkan dengan
handuk. Pakaikan minyak telon pada dada, pelon pada dada, perut dan punggung
janganpakaikan bedak, lalu pakaikan baju, kemudian bayi di bungkus agar hangat
dan dekapkan ke tubuh ibu.
F.perawatan tali pusat
1) Pengertian
Perawatan adalah proses perbuatan, cara
merawat, pemeliharaan, penyelenggaraan. Hal yang paling terpenting dalam
membersihkan tali pusat adalah memastikan tali pusat dan area disekelilingnya
selalu bersih dan kering, selalu mencuci tangan dengan menggunakanair bersih
dan sabun sebelum membersihkan tali pusat. Selama tali pusat belum puput,
sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air. Cukup
diusap saja dengan kain yang direndam air hangat. (Endang, 2010).
2) Tujuan Perawatan Tali Pusat
Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk
mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir. Penyakit ini
disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali
pusat, baik dari alat yang tidak steril, pemakaian obatobatan, bubuk atau
daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi
(Wiknjosastro, 2006).
Menyatakan bahwa tujuan merawat tali
pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru
lahir,sehingga tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk
sehingga
tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan
oleh Clostridium tetani yaitu kuman yang
mengeluarkan
toksin (racun), yang masuk melalui luka tali pusat
karena
perawatan atau tindakan yang kurang bersih (Saifuddin,
2002).
3) Cara
Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat merupakan salah
satu perawatan neonatus terutama pada dua minggu pertama kehidupan. Ibu harus
menjaga tali pusat tetap bersih dan kering sampai akhirnya terlepas (Shelov,
2004).
Cara
perawatan tali pusat menurut JKPK-KR (2008) adalah :
a) Jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau
b) mengoleskan cairan atau bahan apapun ke putung tali pusat.
c) Mengoleskan alkohol atau betadin (terutama jika pemotongan tali pusat tidak
terjamin DTT atau steril) masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena
menyebabkan basah atau lembab.
d) Lipat popok dibawah putung tali pusat.
e) Jika putung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT/steril
dan sabun kemudian segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain
bersih.
f) Segera mencari bantuan jika tali pusat menjadi merah, bernanah/berdarah,
atau berbau.
4) Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam merawat tali pusat
Pada dasarnya merawat tali pusat adalah
tindakan sederhana. Walaupun sederhana, harus memperhatikan prinsip-prinsip
seperti selalu mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun, menjaga
agar daerah sekitar tali pusat tetap kering serta tali pusat tidak lembab, dan
tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah tali pusat. Karena bila hal-hal
tersebut tidak diperhatikan dapat mengakibatkan infeksi, dan bila terjadi
infeksi masalahnya tidak menjadi sederhana lagi (Sodikin, 2009).
Metode yang sekarang digunakan untuk
membersihkan tali pusat adalah dengan air matang atau air bersih tanpa diberi
obat-obatan seperti betadine atau alkohol (JNPK-KR, 2008). Selama tali pusatnya
belum puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam
air, cukup dilap saja dengan air hangat.
Alasannya untuk menjaga tali pusat tetap
kering. Bagian yang harus dibersihkan adalah pangkal tali pusat bukan atasnya.
Untuk membersihkan pangkal ini harus sedikit mengangkat (bukan menarik tali
pusat). Sisa air yang menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan kain
kassa steril atau kapas, setelah itu tali pusat dikeringkan (Sinsin, 2008).
Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya
dua kali dalam sehari. Tali pusat tidak boleh ditutup rapat dengan apapun,
karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat
juga menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup tutuplah dengan
longgar pada bagian atas tali pusat dengan kain kassa steril. Pastikan bagian
pangkal tali pusat dapat terkena udara dengan leluasa. Intinya adalah
membiarkan tali pusat terkena udara agar dapat mengering dan lepas (Ellen,
2008).
Sebaiknya tali pusat tidak perlu diberi
apa-apa, seperti obat luka. Akan tetapi jika tidak yakin, bisa ditutupi dengan
kain kassa steril. Namun jangan lupa untuk menggantinya setiap kali usai mandi,
si kecil berkeringat, terkena kotoran, dan basah. Hindari hal-hal yang aneh dan
berbau mistis seperti menaruh koin di atas tali pusat bayi, diberi kopi,
minyak, daun-daunan, kunyit (Ellen,2008)
5.Langkah-langkah
perawatan tali pusat:
a) Selama tali
pusat belum lepas (umumnya 5-21 hari), bayi tidak perlu terlalu sering
dimandikan langsung. Cukup diseka dengan kain handuk lembut yang dicelupkan air
hangat. Ini untuk menjaga agar tali pusat tidak lembab dan tetap kering
b) Jika
dimandikan, sebaiknya daerah tali pusat dikeringkan secara cermat, jangan
sampai ada kandungan air tersisa
c) Biasanya
tali pusat bayi baru lahir, tidak
lengket dan bersih. Namun apabila terlihat ada bagian yang basah dan lengket di
area pertemuan tali pusat dan perut bayi, dapat dibersihkan dengan bola kapas
yang sudah disterilkan alkohol 70%
d) Bungkus tali
pusat dengan kasa steril
e) Hati-hati
saat mengenakan pakaian, usahakan agar popok dan celana bayi tidak mengenai
daerah tali pusat agar tidak timbul iritasi
f) JANGAN
menutup tali pusat dengan plester, gurita bayi atau semacam jaring elastis yang
hanya dapat menimbulkan iritasi
g) JANGAN
membersihkan atau merawat tali pusat menggunakan obat merah, salep antiseptik
atau jenis obat apapun tanpa rekomendasi dokter
Berikut ini adalah gambar penanganan tali pusat.
F. Keamanan Bayi
Jangan
sesekali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari pemberian apapun ke
mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan alat
penghangat buatan di tempat tidur.
G. Tanda-Tanda Bahaya Pada Bayi
Jika
menemukan kondisi ini, harus segera dilakukan pertolongan dan orang tua harus
mengetahuinya seperti :
a. Pernapasan
sulit atau lebih dari 60x permenit
b. Terlalu
hangat (˃38˚C) atau terlalu dingin (˂36˚C)
c. Kulit
bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat atau memar
d. Hisapan
saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, mengantuk berlebihan
e. Tali
pusat merah, bengkak, berbau busuk, keluar cairan, berdarah
f. Tanda-tanda
infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan,
pernapasan sulit
g. Tidak
BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, tinja lembek/cair, sering berwarna
hijau tua, ada lendir atau darah
h. Menggigil,
rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.
H. Penyuluhan Sebelum
Bayi Pulang
Penyuluhan sebelum bayi
pulang antara lain yang mesti di perhatikan adalah:
1.
Perawatan tali pusat
2.
Pemberian asi
3.
Jaga kehangatan bayi
4.
Tanda tanda bahaya
5.
Imunisasi
6.
Perawatan harian atau rutin
7.
Pencegah infeksi dan kecelakaan
Daftar
pustaka
Marmi,s.st,Raharjo kukuh.tahun 2012.ASUHAN
NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH.celeban timur,yogyakarta:PUSTAKA PELAJAR
Davies lorna,mcdonald sharon.tahun 2009.PEMERIKSAAN
KESEHATAN BAYI.jakarta indonesia:PENERBIT BUKU KEDOKTERAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar