hujan salju

Rabu, 03 Februari 2016

MASINITIS MASA NIFAS

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Wanita yang sedang menjalani masa nifas penting untuk mempersiap-kan keadaan fisik dan psikologinya terutama dalam hal menyusui bayi. Karena factor fisik dan psikologi sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan dan pengeluaran ASI. Sebagai tenaga kesehatan sudah menjadi kewajiban kita untuk memfasilitasi pemberian asi ibu kepada bayinya. Terkadang dapat dijumpai timbulnya masalah dalam proses pemberian asi tersebut.
Salah satu masalah yang sering terjadi saat ibu menyusui adalah mastitis.Mastitis merupakan infeksi yang terjadi pada payudara. ini merupakan kelanjutan dari bendungan payudara. hal ini dapat terjadi karena kurangnya perawatan payudara sehingga bakteri staphylococcus aureus dapat dengan mudah menginfeksi payudara. Ibu yang terkena Mastitis bisa sampai mengeluarkan nanah dari payudaranya (abses payudara). Pada mastitis biasanya yang selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras, nyeri, kulit murah dan membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok disertai dengan keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan suhu badan naik, menggigil. Jika sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka pemberian ASI pada bayi jangan dihentikan, tetapi sesering mungkin diberikan.
Tugas kita sebagai seorang tenaga kesehatan sebisa mungkin mencegah terjadinya penyakit mastitis pada ibu menyusui, yaitu dengan cara mengetahui sedini mungkin tanda dan gejala yang biasa muncul serta memberikan terapi pengobatan bagi penderita mastitis. Karena itulah penulis membuat makalah dengan judul “Mastitis pada Ibu Nifas”. Diharapkan dengan pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan tercapainya taraf hidup sehat yang lebih baik lagi.

B.    Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.    Untuk memberikan informasi tentang penyakit mastitis kepada pembaca.
2.    Diharapkan  mampu mendeteksi resiko penyakit mastitis sehingga ibu dapat menjalani nifas dan menyusui dengan aman dan bayi yang dilahirkan hidup dan sehat.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Mastitis Dalam Masa Nifas
Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamma, terutama pada primipara yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada putting susu, tetapi mungkin juga mungkin juga melalui peredaran darah (Prawirohadjo, 2005 : 701).
Mastitis adalah reaksi sistematik seperti demam, terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu (Masjoer, 2001 : 324). Pada kasus mastitis ini biasanya tidak segera ditangani, jika mastitis tidak segera ditangani menyebabkan abses payudara yang biasa pecah kepermukaan kulit dan akan menimbulkan borok yang besar.
Pada mastitis biasanya yang selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras, nyeri, kulit murah dan membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok disertai dengan keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan suhu badan naik, menggigil. Jika sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka pemberian ASI pada bayi jangan dihentikan, tetapi sesering mungkin diberikan.
Ada 3 macam Mastitis:
1.    Mastitis Periduktal : ditemukan pada ibu yang menjelang menopouse
2.    Mastitis Puerperalis : pada wanita hamil dan menyusui
3.    Mastitis Supurativa : pada wanita yang terkena TBC, Sifilis, dan infeksi staphylococcus
Pada mastitis infeksius, ASI dapat terasa asin akibat kadar natrium dan klorida yang tinggi dan merangsang penurunan aliran ASI. Ibu harus tetap menyusui. Antibiotik (resisten-penisilin) diberikan bila ibu mengalami mastitis infeksius.

B.    Penyebab
1.    Bayi tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara adekuat yang akan menyebabkan mastitis jika tidak segera ditangani.
2.    Lecet pada puting susu yang menyebabkan kuman staphylococcus aureus masuk menyebabkan infeksi mastitis
3.    Personal higiene ibu kurang, terutama pada puting susu
4.    Bendungan air susu yang tidak adekuat di tangani sehingga menyebabkan mastitis


C.    Tanda dan Gejala
1.    Payudara bengkak, terlihat membesar
2.    Teraba keras dan benjol-benjol
3.    Nyeri pada payudara
4.    Merasa lesu
5.    Suhu badan meningkat, suhu lebih dari 38 OC

D.    Pencegahan

1.    Perawatan puting susu atau perawatan payudara
2.    Susukan bayi setiap saat tanpa jadwal
3.    Pembersihan puting susu sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah kering
4.    Teknik menyusui yang benar, bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara.

E.    Cara Melakukan Post Natal Breast Care
1.    Siapkan alat
a.    Minyak atau baby oil
b.    Waslap 2 buah
c.    Air hangat
d.    Baskom
2.    Cuci tangan
3.    Melakukan pengurutan pada payudara ibu masing-masing 30 x selama 5 menit
Cara :
a.    Pengurutan payudara (melingkar)
Kedua telapak tangan dari tempatkan diantara kedua payudara ke arah atas. Samping ke bawah dan melintang, sehingga tangan menyangga payudara
b.    Pengurutan payudar (pangkal payudara)
1)    Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan kanan saling di rapatkan
2)    Sisi kelingkin tangan kanan mengurut payudara kiri dan pangkal payudara, demikian payudara kanan.
3)    Pengurutan payudara dengan menggunakan air hangat dan dingin kompres payudara dengan air hangat terlebih dahulu kemudian air hangat selama 5 menit.
4)    Cuci tangan

F.    Posisi Menyusui Yang Benar
Posisi bayi saat menyusui sangat menentukan kebersihan pemberian ASI dan mencegah lecet punting susu, pastikan ibu memeluk bayinya dengan benar berikan bantuan dan dukungan jika ibu memerlukannya. Terutama jika ibu pertama kali menyusui atau ibu berusia sangat muda.
Posisi menyusui yang benar :
1.    Lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh badan bayi (kepala dan tubuh berada pada satu garis lurus) muka bayi menghadap ke payudara ibu. Hidung bayi didepan putting susu ibu, posisi bayi harus sedemikian rupa sehingga perut bayi ketubuh ibunya.
2.    Ibu mendekatkan bayi ketuban ibunya (maka bayi kepayudara ibu) dan mengamati bayi siap menyusu, membuka mulut, bergerak mencari dan menoleh
3.    Ibu menyentuhkan putting susu kebibir bayi, menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut bayi ke putting susu ibu sehingga bibir bayi dapat menangkap putting susu sendiri
Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik :
1.    Dagu menyentuh payudara ibu
2.    Mulut terbuka lebar
3.    Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu
4.    Mulut bayi mencakup sebanyak mungki areola (tidak hanya putting saja).Lingkar areola atas terlihat lebih banyak dibandingkan lingkar areola bawah.
5.    Lidah bayi menopang putting dan areola bagian bawah
6.    Bibir bawah bayi melengkung keluar
7.    bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai berhenti sesaat.
G.    Tips untuk mengurangi efek dari mastitis.
1.    Cepat curiga akan adanya mastitis.
2.    Segeralah tidur bila menduga adanya mastitis dan istirahatlah dengan benar.Duduklama selama beberapa jam tanpa melakukan aktifitas dapat membantu memperpendek durasi mastitis.
3.    Konsumsi echinacea dan vitamin C untuk meningkatkan sistem imun dan membantu melawan infeksi. Jika infeksi terjadi hingga berhari-hari konsultasikan kepada dokter.
4.    Kompres air hangat pada daerah yang mengalami sumbatan duktus.
5.    Bantuan pancuran air hangat (shower hangat) untuk mandi, akan sangat membantu mempercepat menghilangkan sumbatan.
6.    Tetap berikan ASI kepada bayi, bila gagal coba lagi, susui terutama payudara yang sakit sesering dan selama mungkin sehingga sumbatan tersebut lama-kelamaan akan menghilang. Bila gagal gunakan pompa sedot.
7.    Lakukan pemijatan terus menerus saat menyusui juga sangat membantu.
H.    Pengobatan
a.    Segera setelah mastitis ditemukan berikan ASI sesering mungkin tanpa jadwal
b.    Karena penyebab utama adalah sthaphylo coccus aureus, maka dapat diberikan antibiotika jenis penicillin
c.    Kompres dingin
d.    Berikan kloksalisin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari
Berikan paracetamol 500 mg 3 x sehari
e.    Sangga payudara
f.    Lakukan perawatan payudara “post natal breast care”



















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembuatan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa, Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamma, terutama pada primipara yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada putting susu, tetapi mungkin juga mungkin juga melalui peredaran darah. Penyebab penyakit mastitis ini antara lain bayi tidak mau menyusui, personal hygiene yang kurang terutama pada daerah puting susu, dan bendungan air susu yang tidak kuat ditangani.
Untuk itu pada ibu yang menderita mastitis perlu diberikan penyuluhan bagaimana cara perawatan payudara dan teknik menyusui yang benar. Pada ibu yang menderita penyakit mastitis juga merasa nyeri saat menyusui. Oleh karena itu perlu diberikan asuhan pada ibu bagaimana cara mengurangi rasa nyeri saat menyusui. Diharapkan dengan pemberian asuhan ini penyakit ibu dapat disembuhkan.

B.    Saran
Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.    Agar pembaca dapat mengetahui tentang penyakit mastitis pada ibu nifas.
2.    Agar penyakit mastitis pada ibu nifas dapat dideteksi secara dini sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi yang semakin berat dapat dihindari.
3.    Agar masyarakat dapat mencegah terjadinya penyakit mastitis yaitu dengan cara menghindari fakor resiko penyebab terjadinya penyakit mastitis.









DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia
http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2010/06/04/perawatan-payudara-dan-solusi-permasalahan-ibu-menyusui/
http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2010/05/31/tips-penting-untuk-ibu-menyusui/
prawirohardjo, sarwono,2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka

















ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN MASTITIS
TERHADAP Ny. “E” DI RB ERVINA METRO TIMUR
TAHUN 2007

I. PENGUMPULAN DATA DASAR (tanggal 28 Oktober 2007)
A. Anamnesa
1. Biodata
Nama : Ny. Eli Nama suami : Tn. Chandra
Umur : 23 tahun umur : 25 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Palapa No. 5 Alamat : Jl. Palapa No. 5
21 A Metro Timur 21 A Metro Timur

2. Keluhan utama
Ibu post partum 3 tiga hari yang lalu tanggal 25 Oktober 2007 mengeluh badannya panas, payudara terasa sakit jika di sentuh, bengkak, mengeluarkan ASI sedikit.

3. Riwayat persalinan
a. Status GPA : G1P0A0
b. Usia kehamilan saat bersalin : 38 minggu
c. ANC : 5 x di BPS
d. Tempat persalinan : BPS ERVINA METRO
e. Ditolong oleh : Bidan Erviana
f. Keadaan ibu dan bayi : Baik
g. cara persalinan : spontan, pervaginam
i. Anak lahir tanggal : 25 Oktober 2007
Jenis kelamin : Perempuan
BB/PB : 3200 gr/49cm
j. Plasenata
Lahir spontan pukul : 10.25 WIB
Keadaan plasenta : Lengkap
Jumlah perdarahan Kala I : 50 cc blood slym
Kala II : 150 cc
Kala III : 150 cc
Kala IV : 150 cc
500 cc
Jumlah persalinan Kala I : 11 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 20 menit
Kala IV : 2 jam
13 jam 50 menit
4. Pola istirahat dan nutrisi
a. Istirahat
1) Sebelum melahirkan : Ibu mengatakan tidur 8-9 jam sehari
Ibu mengatakan tidur siang 1 jam
2) Sesudah melahirkan : Ibu mengatakan tidur + 6-8 jam sehari
Ibu mengatakan tidur siang 2 jam
b. Nutrisi
1) Sebelum melahirkan : Ibu makan 3 x sehari dengan nasi, lauk, sayur, dengan porsi sedang, ibu minum 6-8 gelas / hari
2) Sesudah melahirkan : Ibu makan 2 x sehari dengan nasi, lauk, sayur, dengan porsi sedang, ibu minum 6-8 gelas / hari

c. Data psikologis
1) Sebelum melahirkan :
a) Ibu merasa takut akan mengahadapi persalinan; apakah persalinannya berjalan lancar
b) Ibu merasa takut tidak bisa merawat anaknya
c) Ibu merasa takut apakah yang akan terjadi pada anaknya setelah keluar dari perutnya
d) Bertanya-tanya dalam hati apakah jenis kelamin anaknya
2) Sesudah melahirkan
a) Ibu merasa lega karena persalinan berjalan dengan lancar
b) Ibu merasa cemas dengan keadaan saat ini
c) Ibu merasa kebutuhan ASI anaknya tidak terpenuhi
d) Ibu merasa kebutuhan gizi anaknya belum terpenuhi
5. Pemeriksaan
a) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
TD : 130/80 mmHg
Pols : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Temp : 38,20C
b) Pemeriksaan fisik
1) Kepala : rambut hitam, kotor, tidak rontok, ada ketombe
2) Muka : tidak ada oedema, conjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik
3) Gigi dan mulut: gigi basah, tidak ada caries, mulut bersih, lidah bersih, simetris
4) Telinga : simetris, bersihm tidak ada caries, mulut bersih, lidah bersih
5) Hidung : tidak ada pembesaran dihidung atau polip
6) Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
7) Payudara : mamae membesar, jika ditekan nyeri, kerasa memerah, putting menonjol, pengeluaran ASI sedikit
8) Abdomen : tidak terdapat luka operasi, tidak ada pembesaran yang abdomal
TFU pertengahan antara simpisis dan pusat kontraksi uterus baik
9) Genetalia : tidak ada oedema dan varises, pengeluran pervaginam lochea rubra, tidak ada luka bekas jahitan, pada anus tidak terdapat hemoroid.
10) Ekstremitas
Atas : fungsi penggerakan baik, simetris kiri dan kanan, jari-jari tangan lengkap
Bawah : fungsi pergerakan baik, simetris kiri dan kanan tidak ada oedema, tidak ada varises

I. INTERPRESTASI DATA DASAR
1. Diagnosa
Ibu postpartum hari ke 3 dengan mastitis
Dasar :
a. Payudara membengkak nyeri teraba ada bejol-bejol
b. Suhu tubuh meningkat 38,2oC
c. ASI keluar sedikit

2. Masalah
a. Gangguan pemenuhan ASI
Dasar :
1) ASI keluar sedikit
2) Payudara jika di susukan terasa nyeri

b. Cemas
Dasar :
1) Payudara ibu bengkak ibu takut terjadi kelainan
2) Ibu mengeluh payudaranya nyeri apalagi saat disusukan
3) Ibu khawatir dengan keadaannya saat ini
4) Ibu merasa kawatir jika anaknya kurang gizi karena ASI yang diberikan tidak adekuat

c. Gangguan aktivitas
Dasar :
1) Ibu harus di bantu suami saat menyusukan anaknya
2) Ibu harus di bantu suami saat mandi
3) Ibu belum bisa menggendong bayinya sendiri karena merasa payudara nyeri saat ibu mengangkat bayi

3. Kebutuhan
a. Penyuluhan tentang postnatal breastcare
Dasar :
1) ASI hanya keluar sedikit-sedikit
2) Payudara bengkak
3) Ibu postpartum hari ke-5
4) Ibu kurang mengerti tentang perawatan payudara

b. Konseling tentang teknik
1) Ibu belum tahu cara menyusui yang benar
2) Ibu baru pertama kali menyusui

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Jika mastitis tidak ditangani akan terjadi abses pada payudara

III. KEBUTUHAN TERHADAP INTERVENSI DAN KOLABORASI SEGERA
Untuk sementara ini belum memungkinkan tanda-tanda bahaya jika ditemukan tanda-tanda bahaya lakukan rujukan

IV. PERENCANAAN MANAJEMENT
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini
a. Jelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami mastitis yaitu bengkak keras dan nyeri serta merah meradang
b. Ajarkan pada ibu cara mencegah terjadinya mastitis yaitu ibu harus menyusui bayinya tanpa jadwal dan cara menyusui yang benar, melakukan perawatan payudara selam menyusui, ibu harus menggunakan BH yang menyangga
2. Jelaskan pada ibu cara mengurangi rasa nyeri sebelum dan sesudah menyusui yaitu dengan cara :
a. Messase payudara dan ASI di peras dengan tangan sebelum menyusui
b. Basahi putting susu dengan ASI agar bayi mudah untuk menyusui
c. Kompres dingin payudara ibu sebelum menyusui
d. Susukan payudara ibu yang sakit agar ASI lancar dan menurunkan ketegangan pada payudara
e. Pakai BH yang menyangga, gunakan yang menekan

3. Jelaskan pada ibu cara perawatan payudara selama menyusui
a. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara selama menyusui
b. Ajarkan pada ibu cara melakukan perawatan payudara selama menyusui
c. Observasi ibu saat melakukan perawatan payudara
4. Jelaskan pada ibu tentang teknik menyusui yang benar
a. Jelaskan pada ibu pentingnya cara menyusui yang benar
b. Ajarkan pada ibu cara menyusui yang benar
c. Observasi ibu cara menyusui
5. Beri antipiretik dan vitamin untuk mengurangi nyeri
Beri kloklasilin 500 mg dan beri paracetamol 500 mg

V. IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini
a. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami mastitis yaitu bengkak keras dan nyeri serta merah meradang
b. Mengajarkan pada ibu cara mencegah terjadinya mastitis yaitu ibu harus menyusui bayinya tanpa jadwal dan cara menyusui yang benar, melakukan perawatan payudara selam menyusui, ibu harus menggunakan BH yang menyangga
2. Menjelaskan pada ibu cara mengurangi rasa nyeri sebelum dan sesudah menyusui yaitu dengan cara :
a. Memessase payudara dan ASI di peras dengan tangan sebelum menyusui
b. Membasahi putting susu dengan ASI agar bayi mudah untuk menyusui
c. Kompres dingin payudara ibu sebelum menyusui
d. Susukan payudara ibu yang sakit agar ASI lancar dan menurunkan ketegangan pada payudara
e. Pakai BH yang menyangga, gunakan yang menekan
3. Jelaskan pada ibu cara perawatan payudara selama menyusui
a. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara selama menyusui
b. Mengajarkan pada ibu cara melakukan perawatan payudara selama menyusui
c. Mengobservasi ibu saat melakukan perawatan payudara
4. Menjelaskan pada ibu tentang teknik menyusui yang benar
a. Menjelaskan pada ibu pentingnya cara menyusui yang benar
b. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar
c. Mengobservasi ibu cara menyusui
5. Memberikan obat-obatan antipiretik untuk menghilangkan rasa nyeri
a. Memberikan obat klokasilin 500 mg 6 jam selama 10 hari
b. Memberi paracetamol 500 mg setiap 3 x sehari

VI. EVALUASI
1.Ibu mengerti keadaanya saat ini
2.Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan
3. Ibu berjanji akan melakukan atau menjelaskan semua anjuran yang diberikan oleh bidan
4. Ibu bisa melakukan perawatan payudara selama menyusui
5.Ibu bisa melakukan teknik menyusui yang benar
6. Ibu berjanji akan mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan
CATATAN PERKEMBANGAN 7 hari postpartum
Tanggal 1 November 2007
S : 1. Ibu mengatakan payudara masih sedikit sakit tapi masih teraba keras
2. Ibu mangatakan ASI nya belum lancar
3. Ibu mengatakan badannya sudah tidak panas lagi

O : 1. Pada perabaan payudara masih agak sedikit keras
2. Keadanaan umum ibu membaik
3.ASI sudah mulai keluar tapi belum lancar
4. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37,2 oC
RR : 20 x/menit
5. TFU 3 jari di atas simpisis
6. Ibu sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain
7. Ibu BAK : 6-8 x sehari
Ibu BAB : 1 x sehari
8. Pengeluaran pervaginam lochea rubra

A : Ibu postpartum P1A0 hari ke 7 dengan mastitis
Dasar :
a. Payudara masih sedikit nyeri, keras, teraba benjol-benjol
b. ASI belum lacar
c. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37,2 oC
RR : 20 x/menit
P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini
2. Minta ibu tetap menyusui bayinya
3.Anjurkan ibu untuk melakukan postnatal breastcare
4.Mengajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar
5. Anjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
seperti : katu, bayam, pisang dan anjurkan ibu banyak minum
6. Anjurkan pada ibu untuk meneruskan terapi yang diberikan

Pelaksanaan :
1. Menjelaskan kondisi ibu saat ini
2. Menjelaskan pada ibu tentang menyusui yang benar
3.Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
4.Menganjurkan ibu untuk meneruskan terapi
5. Menganjurkan dan mengajarkan ibu cara postnatal breast care

CATATAN PERKEMBANGAN 11 hari postpartum
Tanggal 4 November 2007
S : 1. Ibu mengatakan payudara sudah tidak nyeri lagi
2. Ibu mengatakan ASInya sudah keluar tapi belum lancar
3. Ibu mengatakan badannya sudah tidak panas

O : 1. Pada perabaan payudara sudah lunak, karena ibu habis menyusui
2. Keadanaan umum ibu membaik
3.ASI sudah keluar tapi belum lancar
4. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37,2 oC
RR : 20 x/menit
5. TFU sudah tidak teraba lagi
6. Ibu sudah bisa berjalan tanpa bantuan orang lain
Ibu sudah bisa mandi sendiri
7. Ibu BAK : 6-8 x sehari
Ibu BAB : 1 x sehari
8. Pengeluaran pervaginam lochea serosa

A : Ibu postpartum P1A0 hari ke 11 dengan mastitis
Dasar :
a. Payudara teraba keras, nyeri, benjol-benjol, bengkak
b. ASI belum lacar
c. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37,2 oC
RR : 20 x/menit

P : 1. Jelaskan pada ibu tentang keadaanya saat ini
2. Minta ibu untuk menyusui bayinya sampai 6 bulan
3. Anjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan


Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pada ibu bahwa kondisinya saat ini baik
2. Mengajurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sampai 6 bulan
3. Mengajurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan

CATATAN PERKEMBANGAN 17 hari postpartum
Tanggal 10 November 2007
S : 1. Ibu mengatakan payudara sudah tidak nyeri lagi
2. Ibu mengatakan ASInya sudah keluar tapi belum lancar
3. Ibu mengatakan sekarang dia merasa sehat
O : 1. Pada perabahan payudara teraba lunak, karena ibu habis menyusui bayinya
2. Keadanaan umum ibu baik
3.ASI keluar lancar
4. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,2 oC
RR : 20 x/menit
5. TFU sudah tidak teraba lagi
6.Ibu sudah bisa melakukan kegiatan sehari-hari walaupun tidak semua kegiatan rumah tangga dikerjakan ibu
7. Ibu BAK : 6-8 x sehari
Ibu BAB : 1-2 x sehari
8. Pengeluaran pervaginam lochea alba

A : Ibu postpartum P1A0 hari ke 17 dengan keadaan payudara ibu membaik dan mastitis sudah teratasi
Dasar :
a. Payudara lunak, payudara sudah tidak nyeri
d. ASI sudah keluar dengan lancar
e. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,2 oC
RR : 20 x/menit

P : 1. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
2. Minta ibu tetap menyusui bayinya sampai 6 bulan
3.Anjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi, banyak makan sayur dan buah
4. Anjurkan ibu untuk tetap melakukan perawatan payudara selama menyusui

Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pada ibu bahwa kondisinya saat ini baik
2. Mengajurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sampai 6 bulan
3.Mengajurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan serta makanan yang bergizi
4.Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan perawatan payudara selama menyusui
5. Menjelaskan pada ibu tentang KB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar