Bidan DwiPratiwi
hujan salju
Kamis, 04 Februari 2016
asuhan kebidanan kunjungan awal dan kunjungan ulang
ASKEB 1 ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN AWAL ( PENGKAJIAN FETAL)
A. Pemantauan aktifitas / gerakan janin
Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan USG). Janin
normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal gerakan janin
dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di
atas 32 minggu). Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar
oksigen hanya dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi).
Jika
janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : “tidur”,
atau hipoksia. Waktu terbaik untuk mengamati gerakan janin adalah pada
malam hari saat ibu hamil berbaring santai. Atau, pagi hari ketika
bangun tidur bila usia kandungannya sudah masuk trisemester ketiga.
Jika
merasakan janin bergerak minimal 10 kali/jam, baik gerakan halus dan
kuat, artinya bayi baik-baik saja. Namun, bila merasa bayi tidak aktif
seperti biasanya, kemungkinan besar ia sedang malas bergerak, dan ibu
hamil diminta harus coba bangkitkan semangat geraknya. Karena, bila
janin tidak merespon rangsangan ibu, dan kondisi ini sudah berlangsung
lebih dari 1 hari segera beritahu dokter, untuk memantau kondisi janin.
Mari, kenali gerakan si bayi sesuai dengan usianya, supaya bisa ikut
memantau perkembangannya.Minggu ke-16 sampai 20. Di minggu ke-16 Anda
mulai dapat merasakan gerakan janin seperti tendangan dan tonjokan. Disebut sebagi fase quickening.
§ Minggu
ke-21 sampai 24. Aktivitas bayi makin meningkat. Dia banyak menendang
dan jungkir balik, karena volume air ketuban masih sering memungkinkan
untuk bergerak leluasa.
§ Minggu ke-25 sampai 28. Bayi mulai cegukan. Inilah yang menyebabkan ibu hamil merasakan sensai seperti tersentak-sentak. Dia juga akan bergerak merespon suara dari luar karena pendengarannya makin baik. Kadang-kadang janin ‘kaget’ mendengar suara keras.
§ Minggu ke-29 sampai 31. Gerakan bayi makin kuat, teratur dan terkendali. Kadang ibu hamil sampai merasakan rahim kontraksi.
§ Minggu ke-32 sampai 24. inilah mas apuncak aktivitas bayi. Dalam
minggu-minggu ini, ibu hamil akan merasakan peningkatan frekuensi dan
tipe gerakan bayi, karena dia semakin besar dan kuat.
· Minggu
ke-36 sampai 40. ukuran bayi yang semaik besar dan keterbatasan ruang
dalam rahim membuat gerakan memutar janin makin berkurang frekuensinya.
Bila dia mengisap jempol dan kehilangan jempolnya, ibu hamil akan
merasakan gerakan darting dan cepat. Itu tanda bayi memuatar
kepalanya untuk mencari jempolnya kembali. Jika perut ibu kurus,
kemungkinan besar dapat memegang kaki bayi. Gerakan utama yang ibu
rasakan adalah tonkokan tangan atau tendangan kaki bayi yang mungkin
menyakitkan tulang rusuk ibu hamil tersebut.
Bagi sebagian besar wanita -wannabemoms- terutama yang baru pertama kali hamil, gerakan
janin adalah saat-saat yang paling dinantikan. Biasanya gerakan janin
dalam rahim dapat dirasakan pada usia kehamilan 18-20 minggu (walaupun
tiap individu bisa berbeda-beda).
Wanita
yang sudah memiliki pengalaman hamil sebelumnya bahkan bisa merasakan
gerakan janin sedini usia kehamilan 15 minggu. Sensasi pertama memang
pasti membingungkan, apakah ini benar gerakan si kecil atau hanyalah
aliran gas dalam perut. Kadang satu hari janin bisa beberapa kali
menunjukkan aktifitasnya, tapi keesokan harinya ia seperti begitu
terlelap dalam tidurnya. Pada minggu-minggu ini (sekitar minggu 18-27),
wanita hamil tidak perlu kuatir akan menghitung jumlah gerakan janin.
Yang
perlu mendapat perhatian adalah ketika usia kehamilan sudah memasuki
trimester 3 (setelah 28 minggu), maka ibu hamil perlu belajar menghitung
jumlah gerakan janin. Biasakan untuk menghitung gerakannya 2 kali dalam
sehari, pada saat pagi (dimana bayi biasanya tidak terlalu aktif), dan
pada saat malam (biasanya ia justru lebih aktif bergerak). Patokan yang
sederhana adalah dalam 1 jam biasanya ibu hamil akan merasakan 10x
gerakan janin. Jika moms-soon-to-be tidak merasakan gerakan
janin setelah menunggu lebih dari 2 jam, maka ada baiknya kontak dokter
untuk memastikan kehamilan baik-baik saja. Tidak selalu hal tersebut
berarti ada sesuatu yang “bahaya” terjadi, tapi konfirmasi dengan dokter
adalah pilihan yang bijaksana.
Seiring
berjalannya waktu, dengan bertambahnya usia kehamilan, maka gerakan
janin akan lebih sering dan lebih jelas terasa, bahkan kadang gerakannya
dapat terlihat dari luar.
Ketika Janin Bergerak...
a. “Akrobat” dirahim yang luas
Memasuki
trimester kedua, tepatnya pada bulan keempat atau kelima, embrio mulai
aktif bergerak dan menendang dinding perut Ibu dibantu oleh adanya
cairan ketuban didalam rahim yang memudahkan janin mengambang kesana
kemari, hanya dihubungkan dengan tali pusar ke ari-ari (uri,plasenta)
yang menempel di dinding rahim Ibunya.
b. Gerakannya mulai terasa
Seiring
pertumbuhan usia kehamilan, rahim mulai sempit, gerakan janin ini akan
sangat dirasakan Ibu hamil. Selain itu, karena rongga bagian atas lebih
luas dibanding bagian bawahnya, janin cenderung meletakkan kakinya
diatas agar lebih leluasa bergerak dan kepalanya menukik kearah rahim.
B. Denyut jantung janin
Dengan
menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengar DJJ
dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun dengan ultrasound (doptone)
sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3.
Frekuensinya
lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit. Karena
badan anak dalam kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J.
paling jelas terdengar di punggung anak dekat pada kepala.
Pada
presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah
pusat. Jika bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus
dicari pada garis tengah di atas sympisis.
Yang dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah :
1. Dari adanya detak jantung janin:
· tanda pasti kehamilan
· anak hidup
2. Dari tempat bunyi jantung janin terdengar:
· presentasi anak
· positio anak(kedudukan punggung)
· sikap anak (habitus)
· adanya anak kembar
Kalau bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat,maka presentasinya kepala,kalau terdengar kiri kanan setinggi atau di atas pusat,maka presentasinya bokong (letak sungsang).
Kalau
bunyi jantung terdengar sebelah kiri,maka punggung sebelah kiri,kalau
terdengar sebelah kanan maka punggung sebelah kanan.Kalau terdengar di
pihak yang berlawanan dengan bagiab-bagian kecil,sikap anak fleksi.kalau
terdengar sepihak dengan bagian-bagian kecil,sikap anak defleksi.
Pada
anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat dengan sama jelasnya
dan dengan frekwensi yang berbeda(perbedaan lebih dari 10/menit).
3. Dari sifat bunyi jantung anak:
dari
sifat bunyi jantung anak kita dapat mengetahui keadaan anak.anak yang
dalam keadaan sehat bunyi jantung nya teratur dan frekwensinya antara
120-140 permenit.
Kalau
bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit atau
tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia (kekurangan oksigen).
Cara menghitung DJJ adalah dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya :
5 detik
|
5 detik
|
5 detik
|
Kesimpulan
|
11
|
12
|
11
|
- 4 (11 + 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin baik.
|
10
|
14
|
9
|
- 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur dan janin asphyxia
|
8
|
7
|
8
|
- 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin asphyxia.
|
C. Non stress test (NST)
Pemeriksaan
ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin.
Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau
fetal activity acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian
dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya
akselerasi yang menyertai gerakan janin.
Tehnik
pemeriksaan NST : 1. Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau
sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi
darah ke janin dan mencegah terjadinya hipotensi. 2. Sebelum pemeriksaan
dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan frekuensi
pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi diukur
setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG). 3. Aktivitas
gerakan janin diperhatikan dengan cara: · Menanyakan kepada pasien. ·
Melakukan palpasi abdomen. · Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram
(kertas KTG). 4. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat
gerakan janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang
kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang
vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat
khusus untuk keperluan tersebut). 5. Perhatikan frekuensi dasar DJJ
(normal antara 120 – 160 dpm). 6. Setiap
terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG. Perhatikan
apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm). 7. Perhatikan
variabilitas DJJ (normal antara 5 – 25 dpm). 8. Lama pemeriksaan
sedikitnya 20 menit.
Interpretasi NST
1. Reaktif:
· Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm.
· Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.
· Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm.
2. Non-reaktif:
· Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada gerakan janin.
· Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm).
· Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
3. Meragukan:
· Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang kurang dari 15 dpm.
· Frekuensi dasar djj abnormal.
· Variabilitas djj antara 2 – 5 dpm.
Hasil
NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai
1 minggu kemudian (spesifisitas 95% – 99%). Hasil NST yang non-reaktif
disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai
Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas
sebesar 20%. Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam.
Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.
D. Amniosentesis
Amniosintesis
adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion dengan memasukkan trocar
halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas amnii melewati dinding
abdomen dan dinding uterus. Sel-sel fetus dilepaskan kedalam amnion dan
dapat dikaji untuk penentuan jenis kelamin dan kesehatan fetus. Untuk
alasan yang sudah jelas, maka letak plasenta harus ditetapkan sebelum
amniosentesis.
Kajian-kajian
berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan yang di aspirasi antara
umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil analisis biasanya baru
diperoleh setelah paling cepat 3 minggu. Dan uji dagnostik yang lebih
baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang terlalu lama ini.
Prenatal Diagnosis
• Diagnosis kelainan janin
• Manifestasi penyakit atau cacat tubuh dapat terjadi sejak masa janin atau setelah lahir
• Kelainan genetik atau non genetik
Indikasi Diagnosis Prenatal
• Hanya
dilakukan untuk penyakit yang menyebabkan sakit berat atau kecacatan
(mental/ fisik) pada anak yang tidak dapat diobati secara optimal
• Kelainan yang menyebabkan sakit berat/ fatal pada ibu hamil
Prediksi Resiko Kelainan Janin
• Ibu usia lanjut
• Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga
• Latar belakang etnik dengan frekuensi penyakit keturunan yang tinggi
• Riwayat kelainan kromosom atau cacat bawaan pada anak terdahulu
• Salah satu dari pasangan mempunyai kelainan struktur kromosom
Ibu Usia Lanjut
• Usia 35 tahun ke atas
• Peristiwa non disjunction (gagal berpisah)
• Risiko sindrom Down (trisomi 21) dan kelainan kromosom lain meningkat sesuai dengan usia ibu
Riwayat Penyakit Keturunan Dalam Keluarga
• Thallasemia
• Duchenne Muscular Dystrophy
• Cystic Fibrosis
• Spinal Muscular Atrophy
• Hemofilia
• Dll
Etnik Dan Penyakit Genetik
• Thallasemia
• Cystic fibrosis
• Sickle cell anemia
• Hemophilia
• Dll
Metode Diagnosis Prenatal
• Non-invasive dapat untuk kelainan genetik dan non-genetik:
- USG,
- skrining serum maternal,
- sel fetus di darah maternal
• Invasive hanya untuk kelainan genetik:
- Amniosintesis
- Biopsi villi khorialis
USG
• Dapat mendeteksi cacat tubuh mayor
- Otak
- Tulang belakang
- Jantung
- Dinding perut dan usus
- Ginjal
- Wajah
- Anggota gerak, dll
• Dapat digunakan mulai kehamilan trimester 1
Skrining Serum Maternal
• Beberapa
marker biokimia (AFP, uE3, HCG, PAPP-A) dalam serum ibu akan berubah
konsentrasinya bila janin menderita kelainan seperti sindrom Down, “Neural Tube Defect”, dan trisomi 18
• Tidak
100% akurat, hanya sebagai tes prediksi, dilanjutkan/ dikombinasikan
dengan tes lain seperti USG dan analisis kromosom atau DNA
Sel Fetus Di Darah Maternal
Isu penting yang berkaitan dengan teknologi ini:
• Jenis sel fetus yang dijadikan bahan pemeriksaan
• Cara pemisahan dan seleksi sel
• Umur kehamilan
Langkah-Langkah Diagnosis Prenatal
• Identifikasi masalah risiko penyakit genetika pada janin
• Bila berasal dari etnik dengan risiko penyakit genetik tertentu lakukan deteksi carrier dengan metode yang baku digunakan
• Bila
ada yang dicurigai menderita penyakit genetik dalam keluarga: pastikan
diagnosis, tentukan cara penurunan, deteksi mutasi pada penderita yang
ada
Langkah-Langkah Diagnosis Prenatal
• Setelah yakin jenis penyakit dan mutasinya, deteksi mutasi tersebut pada orang tua
• Lanjutkan dengan pengambilan sampel (tergantung umur kehamilan dan kemampuan dokter Obgin yang ada)
• Deteksi mutasi pada janin sesuai mutasi yang diidentifikasi pada kedua orang tuanya
• Singkirkan kemungkinan kontaminasi sel maternal.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit EGC, Jakarta.
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.1983. Obstetri Fisiologi. Penerbit: Eleman, Bandung.
Mochtar, rustam. 2001. Sinopsis Obstetri. Penerbit : EGC, Jakarta.
Verrallas, Sylvia. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan edisi 3. Penerbit: EGC, Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)